SINGAPURA - Minyak mentah bergerak turun. Hal ini karena investor khawatir adanya perlambatan ekonomi dan juga melemahnya pasar saham.
Minyak mentah Brent bagi pengiriman November diperdagangkan turun 17 sen dan menetap di USD114,33 per barel. Brent sempat berada di posisi tertinggi mencapai USD117,02 pada tanggal 1 September kemarin.
Sementara minyak mentah AS juga turut turun USD1,14 di USD91,25 per barel. Puncak harga minyak mentah AS di USD93,33 pada tanggal 1 Oktober lalu.
Seperti dikutip Reuters, Kamis, (11/10/2012), kejatuhan Brent disebabkan karena laporan Alcoa yang mempublikasikan kerugian bersih kuartalan yang tajam. Saham Chevron juga diprediksi akan jatuh.
Sementara laporan yang dirilis US Energy Information Administration (EIA) memperkirakan adanya penurunan pertumbuhan minat global akan minyak di tengah krisis ekonomi glibal.
Kondisi di Turki-Suriah, di perbatasan Iran-negara Barat serta pemilu Israel juga menambah kekhawatiran investor akan harga minyak mentah.
"Meskipun minyak AS sempat menguat di awal sesi, lonjakan harga di Timur Tengah dan pelemahan indeks Dow JOnes menyusul peringatan akan situasi global membuat harga (minyak) jatuh," ujar Presiden Ritterbusch & Associates Jim Ritterbusch.
Pekan lalu EIA melaporkan stok minyak mentah AS 1,6 juta barel sementara stok bensin 2,5 juta barel.
Sebagai informasi, Pada akhir perdagangan Rabu waktu New York, Dow Jones industrial average turun 128,56 poin atau 0,95 persen ke 13.344,97. Indeks The Standard & Poor turun 8,92 poin atau 0,62 persen menjadi 1.432,56. Sementara Nasdaq Composite Index melemah 13,24 poin atau 0,43 persen ke 3.051,78. (gna) (rhs)