Sengaja Dilepas BI, Rupiah Diprediksi Kembali Melemah
07 September 2012, 08:11:46 Dilihat: 143x
Rizkie Fauzian - Okezone
Jum'at, 7 September 2012 07:24 wib
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada eprdagangan hari ini diprediksi melemah. Melemahnya rupiah, dipicu seiring merebaknya pesimistis para pelaku pasar atas kinerja Rupiah.
"Hal tersebut karena pernyataan Gubernur BI, Darmin Nasution, yang dikabarkan telah mengatakan kepada DPR bahwa pelemahan tersebut merupakan bentuk antisipasi karena memburuknya kondisi eksternal," kata analis Indosurya Asset Management, Reza Priyambada di Jakarta, Kamis (7/9/2012).
Di sisi lain, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Bambang Brodjonegoro mengatakan, bahwa pelemahan Rupiah saat ini masih wajar dan telah sesuai dengan kondisi ekonomi Indonesia seiring rendahnya kinerja ekspor.
Akibatnya muncul persepsi bahwa pernyataan yang dikeluarkan oleh keduanya, mengisyaratkan bahwa pemerintah mulai melihat pelemahan nilai rupiah memang sebagai salah satu solusi untuk memperbaiki defisit neraca perdagangan Indonesia.
"Meskipun ekspor kurang baik seiring perlambatan ekonomi global namun, pelemahan rupiah bisa mengurangi impor sehingga defisitnya semakin mengecil," kata dia.
Senada, analis valas, Rahadyo Anggoro Widagdo, mengatakan rupiah akan melemah, dan berada di kisaran Rp9.540-Rp9.580 per USD. "Nilai tukar rupiah terus melemah pada pekan ini seiring dengan merosotnya nilai mata uang di kawasan Asia," katanya.
Rahadyo menjelaskan, rupiah merupakan mata uang di Asia yang paling besar penurunannya. Berdasarkan data dari Bloomberg, nilai tukar Rupiah telah turun USD5,6 sepanjang 2012, dan sepanjang Agustus melemah sebesar USD1,4, menandai penurunan selama tujuh bulan berturut-turut.
"Selain faktor eksternal, pelemahan nilai tukar rupiah juga terjadi akibat defisit neraca pembayaran kita. Melemahnya nilai tukar rupiah itu salah satunya disebabkan adanya defisit pada neraca pembayaran Indonesia (NPI)," jelasnya.
BI mencatat, hingga kuartal II 2012, NPI defisit sebesar USD2,8 miliar. Ini terjadi akibat defisit transaksi berjalan yang terus membesar, terutama karena defisit perdagangan. (mrt)