Pakuwon Jati bakal menggandeng arsitek pembuat Marina Bay Singapura.
JUM'AT, 29 JUNI 2012, 19:01 WIB
Syahid Latif, Sukirno
Signature Tower dirancang menjadi tertinggi di Indonesia. Sementara Tunjungan Plaza V tertinggi di Surabaya. (Dok: PT Danayasa Arthatama )
VIVAnews - Perusahaan pengembang properti, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) akan membangun Tunjungan Plaza V. Gedung berlantai 40 ini diklaim bakal menjadi yang tertinggi di Kota Pahlawan tersebut.
"Tunjungan Plaza V sudah tancap besi dan pemasangan tiang pancang," kata Direktur dan Investor Relations Pakuwon Jati, Irene Tedja Murdaya, dalam paparan publik usai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) di Kota Kasablanka, Jakarta, Jumat 29 Juni 2012.
Menurut Irene, pengembangan superblok Tunjungan City ini akan mencakup mal, perkantoran, kondominium dan hotel berbintang 4. Nantinya, semua unit akan dijual kecuali untuk mal yang akan disewakan.
Dalam gedung tertinggi ini, perseroan bakal membangun kondominium "The Peak", menara perkantoran Pakuwon Center dan Tunjungan Plaza 5 ritel. Tunjungan Plaza V ini adalah bagian dari Superblok Tunjungan City yang berada di tengah kota Surabaya.
Untuk merealisasikan rencananya, perusahaan menyediakan tanah seluas 7.058 meter persegi untuk membangun gedung tersebut. Direncanakan, gedung itu akan selesai awal 2015 mendatang. Namun, nilai investasi dari rencana besar itu belum bisa diperkirakan mengingat proyek itu masih dalam proses tender untuk konstruksi gedungnya.
"Perbedaan dengan gedung lainnya adalah desain yang lebih moderen karena yang mendesain itu orang yang juga membuat desain Marina Bay Singapura," tegasnya.
Sepanjang tahun 2012, perseroan menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (Capex) sebesar Rp1,3 triliun yang akan digunakan untuk membiayai semua proyek Pakuwon. Hingga Maret 2012, perseroan telah menggunakan sekitar 25 persen dari dana tersebut.
"Alokasinya 60 persen proyek di Jakarta, 40 persen Surabaya. Asal dana dari dana internal dan pinjaman bank," ujarnya.
Pakuwon menargetkan penjualan perusahaan pada tahun ini bisa mencapai angka Rp1,8 triliun atau naik Rp100 miliar dibandingkan setahun sebelumnya. Hingga April, penjualan telah mencapai lebih dari Rp800 miliar.
"Aturan uang muka kredit sekarang belum terasa, penjualan kami masih kuat di Surabaya maupun Jakarta. Aturan itu bagi apartemen yang lebih dari 70 meter persegi. kami rasa konsumen mampu untuk bayar DP minimal karena mereka kelas menengah," tegasnya.