JAKARTA - Setahun jalannya pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK), demonstran dari berbagai elemen masyarakat silih berganti "menyerbu" Istana Negara.
Aksi perdana, dilakukan oleh puluhan demonstran yang berasal dari Gabungan Serikat Buruh Independen (GSBI) yang sebelum menyampaikan aspirasinya di Istana Negara, massa terlebih dahulu melakukan long march dari Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jalan Thamrin, Jakarta Pusat.
Dalam orasinya, Kokom Komalawati, Koordinator lapangan (korlap) GSBI mengatakan, pemerintahan Jokowi-JK tidak bisa memberikan perlindungan kepada buruh.
"Beberapa waktu Jokowi akan mengesahkan RPP Pengupahan. Apakah akan buat buruh sejahtera? Apakah buat hidup layak?" Katanya di depan Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Selasa (20/10/2015).
Ia juga menyampaikan sindiran mengenai keberhasilan Jokowi-JK selama setahun jalannya pemerintahannya ini. "Lalu apa keberhasilan yang ditunjukan Jokowi? Membuat rakyat Indonesia berada di bawah garis kemiskinan. Itu prestasi yang berhasil ditorehkan satu tahun Jokowi-JK," tegasnya lagi.
GSBI melakukan unjuk rasa selama dua jam sejak pukul 12.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB. Usai GSBI, Istana kembali kedatangan tamu dari para demonstran yang mengaku dari rusun Pesakih Kalideres, Jakarta Barat.
Massa tersebut menuntut pemerintah menurunkan harga bahan pokok, serta menuntut biaya hidup yang terjangkau. Menurut mereka, kini biaya hidup di Ibu Kota sangatlah tinggi.
"Kami minta Pak Jokowi dan Pak JK perhatikan hidup kaum bawah seperti kami. Karena kami kesulitan membeli bahan pokok yang harganya melambung," ujar Siti (64), warga rusun.
Massa yang didominasi oleh ibu-ibu ini menyambangi Istana dengan menggendong anaknya. Dari pantauan, para Polwan berjaga dengan menggendong anak-anak tersebut, lantaran tidak diperbolehkan mengikuti jalannya unjuk rasa.