Merdeka.com - Ratusan kiai NU di Jawa Timur gerah dengan rencana aklamasi untuk memilih kembali Muhaimin Iskandar sebagai Ketua Umum. Mereka menuntut agar Muktamar PKB 31 Agustus nanti mengembalikan partai kepada kiai dan hanya memilih sejumlah anggota Dewan Syura DPP PKB, sementara Ketua Umum Tanfidz ditunjuk oleh sejumlah Dewan Syura Terpilih.
Sikap tersebut dinyatakan oleh ratusan kiai yang terdiri dari jajaran syuriah NU dan dewan Syura PKB se-Jatim di PP Buduran, Sidoarjo, kemarin (20/8). Sikap kiai-kiai ini tentu akan berhadapan langsung dengan sikap DPP PKB yang akan aklamasi pada Muktamar yang hanya 1 hari pada 31 agustus nanti.
Pertemuan ratusan kiai-kiai tersebut dipimpin oleh Ketua Syuriah PWNU Jatim KH Miftahul Ahyar dan Ketua Dewan Syura DPW PKB Jatim Gus Salam, dan dihadiri oleh Ketua Dewan Syura DPP PKB KH Azis Mansur, dan sejumlah kiai kharismatik lainnya.
Menurut Ketua Syuriah PWNU Jatim KH Miftahul Ahyar, bahwa penguatan dewan syura di PKB mutlak harus dilakukan demi menjamin arah perjuangan dan perilaku jajaran pengurus PKB benar-benar sesuai dengan semangat, ahlak dan nilai-nilai para ulama NU yang telah melahirkannya.
"Gus Dur dan para ulama NU mendirikan PKB sebagai alat perjuangan untuk rakyat, negara dan bangsa. Bukan tempat cari makan atau memperkaya diri pengurusnya sendiri," tegas KH Miftah.
Pikiran dan pernyataan para kiai jajaran syuriah NU dan dewan syura PKB se-Jatim ini merupakan puncak kekesalan melihat perilaku beberapa elite PKB yang congkak.
"Gus Dur saja dikhianati apalagi orang lain seperti kami ini," ujar beberapa kiai yang hadir.
Karena itulah beberapa kiai memandang perlu evaluasi menyeluruh, apakah PKB masih efektif sebagai alat perjuangan NU ataukah tidak.
"Kalau posisi dewan syura tidak diperkuat dan tidak bisa mengontrol PKB, kiai-kiai tidak percaya lagi dan telah bersepakat mengevaluasi dukungan politiknya terhadap PKB," tandas KH Miftahul Ahyar.