Rizka Diputra - Okezone Ilustrasi (Foto: Dok. Okezone)
JAKARTA - Operasi tangkap tangan oleh penyidik KPK terhadap Ketua MK Akil Mochtar beserta politisi Golkar Chairunnisa, Tubagus Wawan serta Bupati Gunung Mas yang merupakan Kader PDI Perjuangan menunjukkan bahwa para politisi di tingkat pusat yakni DPR RI dan daerah telah masuk dalam lingkaran utama korupsi.
Demikian disampaikan Pakar Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta, Heri Budianto.
Menurutnya, peran kader-kader partai tersebut ada dua pertama yakni sebagai perantara antara pihak yang berperkara dengan yang memutuskan perkara. Kemudian yang kedua sebagai aktor intelektual yang mengatur rangkaian peristiwa.
"Ini jelas lingkaran mafia yang melibatkan kader-kader partai," ujar Budianto dalam keterangan tertulisnya kepada Okezone di Jakarta, Kamis (3/10/2013) malam.
Dalam dua kasus yang terjadi pada Rabu malam lalu terkait suap Ketua MK Akil Mochtar, masing-masing kader partai memainkan peran berbeda dalam operasionalnya. Jaringan komunikasi yang dibangun dalam dua kasus tersebut juga kata Heri berbeda.
"Berdasarkan teori komunikasi yang dibangun oleh Rogers bahwa suatu jaringan komunikasi itu terdiri dari individu-individu yang saling terkoneksi dan dihubungkan oleh jaringan yang berpola. Nah, dalam kasus suap Ketua MK memiliki jaringan dan pola komunikasi yang berbeda. Kedua peristiwa tersebut menyiratkan peran kader-kader partai dalam kasus (Pilkada) Kabupaten Gunung Mas dan dalam kasus Kabupaten Lebak berbeda," terangnya.
Aktor yang disasar lanjut Heri ialah Ketua MK Akil Mochtar sebagai pemutus perkara. Model Jaringan komunikasi yang dibangun ini merupakan pola in-group dan out-group. Dalam kasus Kabupaten Gunung Mas, lanjut dia, aktor target langsung terlibat dan model ini adalah in-group.
"Nah ini sangat berani dilakukan oleh AM. Sebab, dalam pola-pola jaringan komunikasi seperti ini risikonya tertangkap basah, bukan tertangkap tangan lagi," sebutnya.
Sementara itu untuk kasus Pilkada Kabupaten Lebak, target utama memainkan aktor pengganti atau out-group yang berperan sebagai penghubung. Kata Heri, yang terlibat biasanya ialah orang-orang dekat yang sudah sangat dipercaya untuk memainkan peran utama.
"Nah, kasus suap kebanyakan menggunakan pola ini. Sebab, mereka mengganggap risiko yang akan terjadi tidak terlalu besar," pungkasnya. (put)