K. Yudha Wirakusuma - Okezone
Ruhut Sitompul (Foto:Okezone)
JAKARTA - Politikus Partai Demokrat (PD) Ruhut Sitompul, menyindir Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang bersikap bersebrangan, dengan partai koalisi pendukung pemerintah, soal rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Ruhut mengatakan bahwa partai dakwah tersebut telah lupa dengan kontrak koalisi lantaran sibuk mengurusi kasus impor daging.
"Ada aturan dalam koalisi, mungkin kebanyakan daging impor dan wanita, jadi lupa," kata Ruhut saat berbincang dengan Okezone, Jumat (8/6/2013).
Lebih lanjut Ruhut mengaku tak kaget dengan sikap PKS yang menolak rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), lantaran PKS bukan kali ini bersikap berbeda dengan Sekretariat gabungan (Setgab).
"Kalau saya, sejak pansus century dulu PKS sudah saya tidak anggap sebagai koalisi pemerintah. saya geli dengan kelakuan PKS. Kita tunggu saja bagaimana kawan-kawan di setgab berembuk," tegasnya.
PKS seharusnya malu menyamakan PD dengan rezim penguasa pada zaman Orde Baru (Orba) yang selalu memaksakan kehendak kepada semua pihak.
"PKS seharusnya malu mengatakan begitu, SBY itu bapak demokrasi," tukasnya
Sebelumnya anggota Majelis Syuro PKS, Refrizal mengatakan sikap PD tak berbeda dengan rezim penguasa pada zaman Orde Baru (Orba) yang selalu memaksakan kehendak kepada semua pihak.
Seharusnya, kata dia, partai berlambang bintang mercy tersebut bisa menerima atau menghormati perbedaan pendapat diantara anggota Setgab Koalisi.
"Sekarang zaman demokrasi bukan zaman Orba atau zaman otoriter. Arti alam demokrasi berbeda harus disikapi dengan elegan dan dialog bukan dengan marah," ujarnya. (ydh)