Tri Kurniawan - Okezone
JAKARTA - Daftar hadir anggota DPR dalam Rapat Paripurna diwarnai banyaknya para pembolos. Pengamat politik Charta Politika, Arya Fernandes, menilai mereka yang bolos Rapat Paripurna sama saja makan gaji buta.
"Masyarakat harus memberikan perhatian kepada pembolos. Ini sama saja memakan gaji buta," kata Arya kepada Okezone, Rabu (15/5/2013).
Menurutnya, untuk mengurangi banyaknya para pembolos harus ada reformasi dan keinginan dari internal partai politik untuk berubah. DPR, lanjutnya, yang selama ini mendapat sorotan negatif diharapkan bisa bekerja maksimal untuk kepantingan publik.
"Partai harus memberikan teguran keras kepada anggota DPR yang bolos," ujarnya.
Selain itu, kata dia, Badan Kehormatan (BK) DPR juga harus tegas. Jika memang ditemukan anggota DPR berulang kali bolos secara berurutan, bisa mengajukan pemberhentian ke partai. "Selain reformasi di partai, BK juga harus tegas," terangnya.
Arya melanjutkan, anggota DPR yang membolos saat rapat memberikan beragam alasan. Ada yang mengaku sakit, mengikuti proses pemilihan kepala daerah, atau hanya karena malas. "Kalau bolos tanpa alasan jelas, bisa diusulkan untuk diberhentikan," tegasnya.
Kemarin, BK DPR melansir anggota DPR yang sering bolos saat Rapat Peripurna. Tingkat kehadiran wakil rakyat beragam, bahkan ada yang 100 persen tidak pernah sekalipun ikut rapat.
(trk)