Marieska Harya Virdhani - Okezone
Pasangan Rieke-Teten saat mendaftar ke KPU Jabar (Foto: Iman H/okezone)
DEPOK - Sikap kubu pasangan Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki yang menolak hasil rekapitulasi suara Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat, berujung gugatan kemenangan Ahmad Heryawan (Aher)-Deddy Mizwar ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang mengusung Aher-Deddy Mizwar mengaku siap menghadapi gugatan tersebut.
"Kita sudah mempelajari materi gugatan mereka, tidak terlalu kuat. Mereka tidak memiliki saksi di setiap TPS, kalau kami punya," kata Ketua Tim Pemenangan Aher - Deddy Mizwar Imam Budi Hartono di Depok, Selasa (5/3/2013).
Menurut Imam, bantuan desa yang dipermasalahkan tim Rieke-Teten sesungguhnya kurang tepat. Pasalnya, bantuan desa itu merupakan program eksekutif yang sudah mendapat persetujuan legislatif, dimana pencairannya dilakukan dari mulai Januari sampai Desember 2012.
"Lagian kita tidak pernah memikirkan bantuan dibarter dengan suara. Itu murni bantuan," ujarnya.
Imam mengatakan, fakta yang ditemukan di lapangan oleh tim Aher-Deddy menjawab tudingan miring terkait bantuan 45 desa yang dipermasalahkan tim Rieke. Di mana, kata dia, sembilan dari 45 desa penerima bantuan justru dimenangkan pasangan nomor urut lima.
"Jadi tidak benar kalau bantuan desa berpengaruh terhadap kemenangan pasangan Aher-Deddy," ungkapnya.
Selain itu, tudingan Aher memobilisasi birokrasi juga kurang tepat. pasalnya, di daerah pasangan nomor urut lima memegang kendali, maka pemenanangnya pasangan nomor urut lima.
"Lantas bagaimana bisa tudingan mengerahkan birokrasi diarahkan ke Aher, Rieke-Teten menang di Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, dan Kuningan. Karena orang nomor satu disana merupakan kader PDIP. Intinya tidak benar ada mobilisasi birokrasi," kata Imam.
Imam mengingatkan, selisih suara antara pasangan Aher-Deddy dan Rieke-Teten 800 ribu suara. Jika mereka menganggap tidak adanya tempat pemungutan suara (TPS) di rumah sakit dan pabrik mempengaruhi suara mereka, maka anggaplah suara itu buat mereka.
"Itu pun tidak akan mengejar suara Aher-Deddy. Lagian belum tentu orang-orang di rumah sakit dan buruh memilih mereka, bisa jadi memilih pasangan lain," tutupnya.