Tegar Arief Fadly - Okezone
Kamis, 31 Januari 2013 10:39 wib
Luthfi Hasan Ishaaq (Foto: Heru H/okezone)
JAKARTA - Komisi III DPR mengapresiasi langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang secara mengejutkan menetapkan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai tersangka dalam kasus suap impor daging. Pasalnya, selama ini dugaan adanya praktik suap di proyek tersebut sangat kuat.
"Semua orang tahu impor daging bermasalah. Tapi enggak pernah kelihatan. Kita lihat perkembangan penyidikan. KPK tidak mungkin kerja karena ada pesanan," kata anggota Komisi III dari Fraksi Partai Demokrat Edi Ramli Sitanggang di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (31/1/2013).
Edi tidak sepakat apabila dikatakan ada politisasi dalam penetapan Luthfi sebagai tersangka. Sebab, selama ini KPK telah bekerja secara baik dan maksimal. Pengusutan kasus itu juga didukung oleh laporan dari masyarakat.
"KPK tidak mungkin ujug-ujug, pasti ada tahapan. KPK kan selalu dapat info dari masyarakat. Saya yakin semua hasil sadapan. Jangan ada kesan ini ada politisasi. KPK independen. Kita tetap junjung praduga tak bersalah. Sepanjang KPK punya alat bukti kita dukung," tegasnya.
KPK menetapkan Luthfi sebagai tersangka penerima suap Rp1 miliar dari PT Indoguna Utama terkait kasus pengurusan daging sapi impor. Luthfi diduga melanggar Pasal 12 huruf a atau b, Pasal 5 ayat 2 atau Pasal 11. Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 ke 1. Dia ditetapkan sebagai tersangka bersama AF atau Ahmad Fatanah, pihak swasta.
Praktik suap itu terjadi di Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat. Ketika suap terjadi Lutfi Hasan Ishak tidak berada di tempat. Namun, KPK berhasil membekuk pengusaha berinisial A dari PT Indoguna Utama, pria berinisial S yang diduga sebagai sopir A, serta wanita berinisial M.
Dari penangkapan itu, KPK mengamankan sejumlah uang yang nilainya ditaksir mencapai Rp1 miliar. Uang pecahan Rp100.000 itu disimpan dalam dua kantong plastik berwarna putih dan hitam.
Berdasarkan penelusuran, PT Indoguna Utama bergerak dalam bidang impor makanan terutama daging. Perusahaan itu memiliki cabang di Singapura, Dubai, Hong Kong dan Macau. Selama lebih dari tiga dekade, perusahaan ini telah mensuplai kebutuhan daging-daging untuk hotel, restoran dan supermarket ternama di Indonesia dan negara-negara lainnya.
(lam)