JAKARTA – Direktur Utama (Dirut) RSAB Harapan Kita dr Achmad Soebagjo MARS siap dicopot jika direksi RSAB Harapan Kita nantinya mendapat teguran dari Menteri Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi. Dia juga meminta maaf atas ketidaknyamanan akibat kegiatan syuting yang dialami keluarga Ayu Tria, 9,ketika anaknya dirawat dan meninggal. Achmad mengaku pihak RSAB Harapan Kita memang memberikan izin kru sinetron Love in Paris untuk syuting di ruang ICU.
Namun izin tersebut tidak diputuskan olehnya, melainkan bawahannya. “Kami ingin mengucapkan bela-sungkawa atas wafatnya putri Bapak (Kurnianto) sekaligus kami minta maaf atas ke tidaknyamanan yang terjadi dalam perawatan.Operasional di tingkat staf di bawah saya.Tapi ini tanggung jawab saya.Sebagai pimpinan terkait, (saya) harus menerima (dicopot),” ujar AchmaddiKantorKementerian Kesehatan (Kemenkes),Jakarta, kemarin.
“Kami sebagai staf di Kemenkes harus siap diperintahkan ke mana saja.Termasuk kalau nanti mendapat teguran. Itu memang harus kami jalani,” tambahnya. Achmad juga berjanji tidak akan memberi izin syuting di rumah sakit yang dipimpinnya. “Bahwa artinya (syuting) ini membuat ketidaknyamanan, maka Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita sudah buat keputusan tidak akan izinkan syuting-syuting lagi,” papar Achmad.
Namun Achmad mengelak bila pihaknya melakukan kelalaian. Dia menyebut RSAB Harapan Kita sudah melakukan pelayanan yang seharusnya dalam merawat Ayu,yang menderita leukimia tersebut.“Tidak ada hubungan kematian dan syuting akan sangat fatal kalau kita mengansum sikan nya seperti itu. Jangan terjadi fitnah. Rumah sakit telah melakukan pelayanan yang seharusnya,” tegas Achmad. Diberitakan sebelumnya, Ayu,putri ketiga Kurnianto Ahmad Syaiful,47,dan Roasih,36, meninggal ketika menjalani perawatan leukimia di Ruang ICU RSAB Harapan Kita.
Kurnianto mengaku tidak nyaman karena ruangan yang berdekatan dengan ICU itu dipakai syuting sinetron Love in Paris yang melibatkan sekitar 20 orang. Padahal seharusnya ruangan tersebut steril. Bahkan, keharusan bagi orang yang akan memasuki ruang ini untuk menggunakan baju khusus tidak diwajibkan kepada para kru pembuatan sinetron tersebut. Kurnianto menegaskan keluarganya sangat terganggu dengan berlangsungnya syuting sinetron tersebut.
Mobilitas untuk memanggil dokter atau suster juga terhambat lantaran lampu sorot dan peralatan syuting lainnya menghalangi jalan. Kemenkes pun melakukan investigasi terhadap kasus ini. Pihak Kemenkes menyadari adanya ketidaknyamanan yang diterima pasien dengan adanya syuting.Menkes Nafsiah Mboi bakal memberikan teguran untuk RSAB Harapan Kita.
“Sesuai arahan Ibu (Menkes) akan ditindaklanjuti dengan peneguran terhadap direksi sesuai aturan yang berlaku,” ujar Direktur Bina Upaya Kesehatan Rujukan Kemenkes dr Chairul Radjab Nasution, Sp.PD, KGEH,FINASIM,MKes. Menurut Chairul,investigasi yang dilakukan Kemenkes melibatkan sejumlah pihak, di antaranya pakar kesehatan, pakar hukum, dan dari pihak Kemenkes. “Kita menelusuri semua hal yang menyangkut proses pelayanan dari sejak pertama pasien masuk ke RSAB sampai proses di ruang ICU,”imbuh Chairul.
Untuk pelayanan, lanjut Chairul, RSAB Harapan Kita sudah melakukannya sesuai dengan SOP (standard operating procedure). Namun kasus ini menjadi pelajaran buat Kemenkes tentang aktivitas yang dilakukan di rumah sakit. “Kita atur kembali. Ini tidak boleh terulang lagi.” Sebelumnya, harapan Kurnianto untuk bertemu dengan humas RSAB Harapan Kita, kemarin, sia-sia. “Kami ingin menemui pihak Humas RSAB dan ingin melihat lokasi kejadian,” ujar Kurnianto.
Ketika ingin bertemu dengan bagian humas untuk meminta izin melihat lokasi syuting dan ruang ICU,Kurnianto dilempar-lempar oleh pihak keamanan RSAB. Kurnianto kemudian meninggalkan RS. Dia pun meluncur ke Kantor Kemenkes. Kurnianto menegaskan tidak berniat menuntut rumah sakit. Ketua DPR RI Marzuki Alie angkat bicara atas peristiwa ini.Menurutnya pihak rumah sakit sudah mengabaikan kepentingan pasien.“Saya tidak tahu itu ada bayaran atau tidak. Yang jelas ini sudah melanggar etika,”tegasnya saat ditemui di Gedung DPR kemarin.
Sumber : seputar-indonesia.com