Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri dibantu personel TNI terlibat baku tembak dengan kelompok teroris di Desa Kalora, Kecamatan Poso Pesisir Utara, sekitar pukul 05.30 Wita kemarin.
Seorang terduga teroris tewas dalam insiden itu dan empat lainnya ditangkap hidup-hidup. Dalam penyerangan sedikitnya dua kompi aparat gabungan dikerahkan ke lokasi penyergapan sebuah rumah yang diduga ditempati terduga teroris. Kapolres Poso Sulawesi Tengah AKBP Eko Susanto mengatakan, baku tembak melibatkan puluhan personel Densus dan TNI. Lokasi baku tembak terletak sekitar 20 meter di belakang Desa Kalora, Jalan Poros Trans Sulawesi Poso-Parigi-Palu atau sekitar 50 km Utara Kota Poso ke arah Parigi.
Kontak senjata berlangsung selama tiga jam. Selain meringkus terduga teroris,polisi juga menemukan satu pucuk pistol dan 10 buah bom siap ledak. Dua di antara bom itu telah diledakkan di lokasi peristiwa. Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Dewa Parsana yang turun ke lokasi mengatakan, seorang terduga teroris yang tewas di lokasi penggerebekan merupakan warga pendatang dan teridentifikasi berinisial JB. Selain menembak tewas terduga teroris, aparat juga menangkap empat lainnya.
Dua di antaranya ditangkap di dalam rumah tinggal di tengah kebun yakni N dan R. Mereka menyerahkan diri sehingga tidak terluka. Sedangkan dua orang lainnya ditangkap di kebun sekitar rumah yang disergap tersebut. “N dan R sudah dibawa ke Jakarta, termasuk jenazah JB. Sedangkan dua orang lainnya masih diperiksa intensif untuk mendalami keterlibatannya. Keduanya tidak terlibat langsung dengan tiga terduga teroris lainnya. Dua orang itu ditangkap di kebun di luar rumah yang disergap,”kata Dewa Parsana kemarin.
Dia menjelaskan, aparat gabungan menyisir dan menggerebek seluruh rumah dan pondok yang dicurigai sebagai tempat persembunyian kelompok warga sipil bersenjata di lokasi itu. Hasilnya, aparat menemukan sejumlah barang bukti di lokasi penggerebekan seperti bom aktif siap ledak, satu pucuk senjata api rakitan, dan bahan peledak. “Sebanyak 10 bom aktif itu sudah berhasil dijinakkan oleh tim Jibom Brimob. Sementara barang bukti lainnya sudah diamankan di Mapolres Poso untuk kepentingan penyelidikan dan penyidikan,” ungkap Kapolda.
Di dalam rumah tersebut, petugas menemukan tujuh bom pipa yang berbentuk seperti granat serta serbuk bahan peledak. Barang bukti tersebut diduga sengaja dipersiapkan untuk melakukan perlawanan terhadap petugas. “Ada dua karung serbuk yang sudah dicampur dengan mesiu ditemukan di dalam rumah itu. Ada juga barang bukti lainnya yang masih didata,” tambah Soemarno. Kemarin polisi juga menerbangkan tersangka teroris lain ke Jakarta.Mereka ditangkap pada Jumat (19/10) yakni S,24, dan A, 23, dalam razia di wilayah Desa Madale,Kecamatan Poso Kota Utara, Kabupaten Poso.
“Jadi totalnya ada empat orang yang dibawa ke Jakarta. Dua yang ditangkap tadi (kemarin), dan dua yang ditangkap saat razia beberapa waktu lalu.Termasuk jasad terduga teroris yang tertembak,” katanya. Empat tersangka teroris tersebut diduga terlibat dalam sejumlah aksi teror di Poso seperti bom yang meledak di Pos Polisi Lalu Lintas di Kota Poso beberapa waktu lalu. Selain itu,mereka juga diduga yang menghabisi nyawa dua anggota polisi yang tewas di Dusun Tamanjeka. Hingga petang kemarin situasi di Kabupaten Poso cukup kondusif.
Aparat gabungan masih merencanakan penyergapan selanjutnya untuk menangkap pelaku lainnya yang diduga masih bersembunyi di pegunungan.Namun, kepolisian masih merahasiakan jadwal dan lokasi yang akan disergap karena pelaku kemungkinan telah menyusun strategi pembalasan.“Mereka bersenjata dan bisa membuat bahan peledak. Maka itu, petugas juga harus berhatihati. Mereka juga punya matamata dan menyebar. Saat ini kami tetap siaga,”kata dia. Kepala Biro Penerangan MasyarakatMabesPolriBrigjenPol Boy Rafli Amar memaparkan, saat upaya penyergapan ada perlawanan dari kubu kelompok teroris yang menembak ke arah polisi.
Dari situlah terjadi baku tembak selama tiga jam hingga menewaskan seorang terduga teroris. Tiga orang terduga, termasuk yang tewas, kata Boy, diduga berasal dari luar Poso. “Diduga mereka berasal dari Wilayah Nusa Tenggara Barat. Tapi, kita minta waktu untuk bisa memastikan proses identifikasi dari petugas kita,” paparnya. Salah seorang dari tiga orang ini diduga terlibat dalam penembakan aparat kepolisian di Jalan Emy Saelan Palu Selatan,25 Mei 2011.“Ada DPO di antara tiga orang itu,” ucap Boy.
Insiden saat itu terjadi di pos polisi di depan Bank BCA. Pe-nembakan itu menewaskan dua orang polisi yakni, Bripda Yudistira dan Bripda Irbar selain juga melukai Bripda Dedy Anwar.Mereka juga terlibat dalam pelatihan teror ala militer di Gunung Biru,Poso. Selain itu, dilihat dari jenis bom yang disita dari kelompok teroris ini,diduga tiga orang ini terlibat dalam rentetan teror bom di Poso, termasuk bom di pos polisi beberapa waktu lalu. “Mungkin bom yang ditemukan itu sisa dari aksi teror yang sudah mereka lakukan,” tukas Boy.Polisi belum menemukan adanya keterlibatan mereka dalam insiden pembunuhan dua anggota kepolisian di Tamanjeka.
Pengamat Terorisme Ali Fauzi menilai kelompok teroris di Poso masih aktif.Mereka berupaya membuat Poso kembali terjebak dalam konflik horizontal seperti medio 2000-an. Kelompok ini memanfaatkan psikologis korban kerusuhan Poso yang kehilangan keluarga dan harta benda.
Sumber : seputar-indonesia.com