Ini Penyebab Kasus Pelanggaran HAM Prabowo Dilupakan Publik
10 Juli 2012, 08:21:08 Dilihat: 4054x

Susi Fatimah - Okezone
Selasa, 10 Juli 2012 06:30 wib
Foto: (dok okezone)
JAKARTA - Elektabilitas Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto selalu masuk dalam tiga besar dalam tiap survei yang dilakukan. Padahal Prabowo memiliki catatan kelam dalam sejarah karirnya di TNI.
Bahkan hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) disebutkan bahwa lebih dari 72,8 persen masyarakat mengaku tidak tahu kasus Prabowo Subianto yang dipecat dari jabatannya sebagai perwira TNI karena terbukti bertanggung jawab atas penghilangan sejumlah aktivis pro-demokrasi pada 1997.
Atas hasil survei tersebut Direktur Program Imparsial Al Araf angkat bicara. Menurutnya, masyarakat tidak lupa atas kasus pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Prabowo.
"Saya rasa masyarakat tidak lupa, sebagian masyarakat hidup diera itu dan sangat memahami dugaan keterlibatan beliau dalam kasus tersebut," ujarnya kepada Okezone, Selasa (10/7/2012).
Al Araf mengatakan bahwa bisa saja masyakarat lupa akan kasus tersebut bukan karena tidak mengetahuinya melainkan karena penyelesaikan kasus tersebut yang hingga kini tidak diproses.
"Persoalannya pemerintah SBY ini berlarut-larut dalam kasus ini, sehingga rekomendasi pengadilan ham ad hoc dari DPR tidak ditindaklanjuti oleh pemerintah. Sehingga seolah-olah kasus ini digantung oleh pemerintah, jadi publik tidak bisa memahami kelanjutan kasus ini," paparnya.
Pemerintah dinilai tidak serius dalam menangani persoalan pelanggaran HAM di Indonesia. Oleh karenanya, pemilih Indonesia yang banyak didominasi oleh kalangan pemula yaitu sebanyak 40 persen tidak mengetahui calon presiden (Prabowo) memiliki kasus hukum.
"Apabila pemerintag serius membongkar sampai kedalangnya, polri akan memahami bagaimana peristiwa itu," katanya.
Melihat kondisi demikian, Al Araf yang juga aktivis tersebut mengaku tidak akan tinggal diam.
"Perjuangan pembela HAM tidak berpatokan pada moment Pemilu saja bahwa dari dulu, sekarang dan ke depan akan terus mendorong kasus-kasus pelanggaran HAM, artinya disetiap ada atau tidak ada Pemilu terus mendorong," ucapnya.
Selain itu, lanjutnya, salah satu faktor yang menyebabkan masyarakat lupa akan kasus tersebut lantaran porsi pelanggaran HAM tidak banyak. Namun lebih banyak persoalan korupsi yang diekspos ke publik.
"Persoalan persepsi sangat ditentukan oleh peran media, realitas politik sekarang lebih pada pemberantasan korupsi tidak bisa dihindari, disatu sisi hal itu secara langsung mempengaruhi persepsi publik. Lebih ramai soal Nazaruddin, kasus ham tidak punya porsi di publik," tutupnya.
(sus)
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright © 2022 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.