Ritel kategoti factory outlet (FO) mereposisi konsep menjadi semi supermarket untuk bisa bersaing dengan mini market dan hypermarket yang keberadaannya kini makin menggurita. Hal itu diungkapkan Hubertus Felix Rato, Operation Manager Fashion CV Darmo Lestari Sentosa, dalam dalam Seminar Nasional Peluang dan Tantangan Bisnis Ritel dalam Situasi Krisis Keuangan Global di Universitas Narotama, Sabtu (23/5).
Hadir pembicara lain dalam seminar yang digelar Program Pascasarjana Magister Manajemen angkatan XVIII dan XIX yaitu Abraham Ibnu Ch, SH MBA (ketua DPD Aprindo Jawa Timur) dan Tjipto Suparmin BA (Regional Manager Jawa Timur dan Kalimantan PT Matahari Putra Prima).
Rato mengakui beberapa tahun terakhir pertumbuhan FO stagnan. Untuk tetap bisa tumbuh dipakai strategi menggabungkan konsep FO fashion dengan supermarket, dan hasilnya mulai menunjukkan pertumbuhan. FO di Surabaya sempat berjaya di awal 2000-an. Banyak bertumbuhan FO di Surabaya yang merupakan copy-an dari FO-FO dari Bandung.
Sayangnya, gaung FO di Surabaya tak sebagus di Bandung sampai saat ini, kata Rato.
Menurut Rato, bangkrutnya FO-FO di Surabaya tak lain karena alasan karakteristik masyarakat yang berbeda dengan Bandung. Orang Surabaya tidak mau produk cacat meski branded, beda dengan orang Bandung. Sementara, sebagian besar produk FO merupakan produk branded sortiran. Kebanyakan atau hampir 60 persen diimpor langsung dari Taiwan, Korea, Thailand. Sedang 40 persennya produk lokal.
Orang Surabaya maunya produk bagus harga murah, tak peduli brand, ujarnya.
Data Aprindo Jatim menyebutkan bahwa total penjualan sejumlah FO di Jatim tak lebih dari Rp 2,5 miliar di 2008. Untuk mini market Rp 1,13 trilun, hypermarket sekitar Rp 2,67 triliun, supermarket Rp 2,31 trilun, dan kategori departement store Rp 1,76 trilun. Mini market rata-rata bisa tumbuh sampai 25 persen dibandingkan 2007, kecuali FO.
Ketua DPD Aprindo Jatim Abraham Ibnu menambahkan, pertumbuhan ritel diharapkan bisa lebih baik pasca tersambungnya jembatan Suramadu pada Juli mendatang. Tersambungnya jembatan Suramadu bisa jadi peluang bagi warga Surabaya maupun Madura dalam hal trading, jelasnya. (humas)